You are here:

Dzikir dan Khidmat

Ada orang yang menjaga zikir dan wiridnya. Tasbihnya tidak lepas dari tangannya. Namun kita tidak melihat orang tersebut memiliki berbagai karamah atau tanda-tanda sebagai orang arifin. Ibn Athailah dalam al-Hikam menasehati kita untuk tidak meremehkan orang tersebut karena kita tidak pernah tahu apa yang telah Allah anugerahkan kepadanya.

Ada pula golongan kedua yaitu orang yang berkhidmat kepada Allah –apapun profesinya. Ada yang berkhidmat lewat ilmunya, ada yang mengabdi pada Allah lewat tenaganya, hartanya, bahkan ada pula yang mengorbankan dirinya. Semuanya berkhidmat di jalan Allah demi menggapai ridhaNya.

Ada pula golongan yang Allah khususkan yaitu mereka yang mencintaiNya. Mereka yang sudah tidak menghiraukan keadaan dirinya demi mencintai Allah SWT. Kesenangan dan keinginan diri mereka telah hilang dalam mahabbah denganNya. Merekalah para tetamu di rumah Allah yang di dalamnya tidak ada apapun kecuali Allah sendiri. Merekalah yang menikmati jamuan ilahi. Merekalah para kekasih Allah.

Ibn Athailah kemudian mengingatkan kita lagi dengan mengutip QS al-Isra ayat 20 bahwa semua golongan ini — baik mereka yang senantiasa berdzikir, mereka yang berkhidmat dan mereka yang mencintaiNya — masing-masing akan mendapat karunia Allah yang tidak terbatas.

Kawan,
Ini hari Jum’at yang berkah…monggo pilih sendiri apakah hari ini mau banyak-banyak berzikir, mau meneruskan ber-khidmat pada Allah, atau mau merajut kain cinta kita kepada Sang Kekasih.

Allahumma shalli ‘ala nabiyyir rahmah
Allahumma shalli ‘ala syafi’il ummah

Nadirsyah Hosen