[aswaja_column size=”one-half” position=”first” fade_in=”false”][/aswaja_column][aswaja_column size=”one-half” position=”last” fade_in=”false”][/aswaja_column]
[aswaja_big_letter]Satu hal yang saya syukuri di tengah berita menguatnya konservatisme di tubuh umat, kita masih punya para guru mulia yang tanpa lelah memberi kita tetesen ilmu dan hikmah. Di antara para guru mulia itu ada tercatat nama Prof Dr KH Muhammad Quraish Shihab. Abah saya sejak dulu mengajarkan saya untuk memanggil Rektor saya saat di IAIN dulu ini dengan sebutan Habib Quraish.[/aswaja_big_letter]
Saya pengagum berat Habib Quraish. Selalu ada ilmu baru setiap membaca tulisannya ataupun menyimak ceramahnya. Beliau santun, rendah hati, dan mengayomi. Beliau produktif berkarya, dan terus berkarya meski sering difitnah macam-macam.
Ketika sahabat saya al-Syekh al-Duktur Faried Saenong mengabarkan bahwa Habib Quraish hendak bersilaturahmi dengan kedua guru mulia lainnya, hati saya begitu bergembira. Hari ini sahabat Faried mengirimkan foto-foto pertemuan Habib Quraish dengan DR KH A Mustafa Bisri di Rembang dan Al-Allamah KH Maimoen Zubair di Sarang. Saya pengagum ketiganya. Duh…berita pertemuan mereka bagaikan setetes air sejuk di padang pasir yang terik. Memesona!
Kabarnya selain silaturahmi, Habib Quraish meminta doa kedua tokoh pesantren NU ini untuk cucu beliau yang tengah semangat belajar Islam. Kita tentu turut mengaminkan agar dari keturunan beliau muncul tokoh yang melanjutkan tongkat estafet keilmuan yang mencerahkan umat.
Habib Quraish meminta Gus Mus membaca cerpen Gus Ja’far. Ganti Gus Mus yang meminta Habib Quraish membaca doa. Saat di Sarang, perbincangan Habib Quraish dan Mbah Moen berlangsung dalam bahasa Arab, termasuk saling bertukar joke.
Indah…teladan para guru mulia ini. Semoga Allah memberi umur panjang, kesehatan dan keberkahan kepada Habib Quraish, Mbah Moen dan Gus Mus. Semoga silaturahmi para guru mulia ini dapat menjadi inspirasi kita semua untuk melanjutkan perjuangan mereka menebarkan Islam yang rahmatan lil alamin.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
[aswaja_column size=”one-half” position=”first” fade_in=”false”][/aswaja_column][aswaja_column size=”one-half” position=”last” fade_in=”false”][/aswaja_column]
[aswaja_column size=”one-half” position=”first” fade_in=”false”][/aswaja_column][aswaja_column size=”one-half” position=”last” fade_in=”false”][/aswaja_column]