Dikisahkan konflik dengan Ismailiyah, konflik internal Bani Saljuk dan serangan pasukan Perang Salib I membuat periode pemerintahan Khalifah ke-28 Abbasiyah, al-Mustazhhir, tidak stabil dan mengalami berbagai persoalan. Al-Mustazhhir wafat dan kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Abu Manshur al-Fadhl dan diberi gelar al-Mustarsyid Billah.
Ibn al-Atsir (8/268) menyebutkan bahwa al-Mustarsyid berusia sekitar 23 tahun saat menerima bai’at sebagai Khalifah ke-29 Abbasiyah. Ulama lainnya Ibn al-Jauzi dalam kitabnya al-Muntazam fi Tarikh al-Muluk wa al-Umam (17/161) menyebutkan nama-nama pejabat yang turut berbai’at, bahkan turut menyertakan teks bai’at mereka yang diawali dengan kalimat:
أبايع سيدنا ومولانا أمير المؤمنين المسترشد باللَّه على كتاب الله وسنة رسوله وسنة الخلفاء الراشدين ما أطاق واستطاع، وعلى الطاعة منى
“saya berbai’at kepada Sayidana dan Maulana Amir al-Mu’minim Al-Mustarsyid Billah atas dasar Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, dan Sunnah (tradisi) Khulafa ar-Rasyidin, apa yang bisa dan mampu saya ta’aati….”
Imam Suyuthi mendeskripsikan sosok al-Mustarsyid Billah sebagai tokoh yang dikenal memiliki kepribadian kuat, disiplin, punya pemikiran yang cemerlang dan berwibawa. Mampu mengatur masalah negara dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak heran bila ia dicintai rakyatnya.
Seorang ulama besar Mazhab Syafi’i, bernama Imam Tajuddin as-Subki (727-771) atau dikenal sebagai Ibn as-Subki (untuk membedakannya dg ayahnya seorang ulama juga yang bernama Taqiyuddin as-Subki). Ibn as-Subki menulis sebuah kitab yang sangat terkenal, Thabaqat As-Syafi’iyah al-Kubra. Kitab ini yang menghimpunkan biografi ulama dan tokoh mazhab al-Syafi’i yang telah menyumbangkan jasa yang besar kepada perkembangan mazhab al-Syafi’i dan mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah pada umumnya.
Dalam kitab tersebut pada urutan nomor 960, tepatnya dalam jilid 7, halaman 257 tercantum nama al-Mustarsyid Billah. Ini artinya Khalifah Abbasiyah ke-29 ini diakui sebagai salah satu tokoh dalam mazhab Syafi’i. Imam as-Subki menceritakan bahwa al-Mustarsyid seorang yang rajin beribadah sejak kecil, dia belajar dan juga meriwayatkan hadits. Namun sayang nasibnya berakhir tragis.
Ibn al-Atsir (9/64) menyebutkan, ada 24 orang yang masuk ke kemah khalifah. Mereka membunuh Khalifah Al-Mustarsyid dengan sadis, terdapat sekitar 20 luka ditubuh sang Khalifah, hidung dan telinganya dipotong, dan mayatnya dibiarkan dalam keadaan telanjang Peristiwa itu terjadi pada Kamis, 17 Dzul Qaidah 529 H (29 Agustus 1135 M).
Bagaimana kisah lengkapnya? Siapa yang membunuh? Anda penasaran ingin tahu? Semuanya telah dijelaskan dalam buku “Islam Yes, Khilafah No” (jilid dua), yang mengupas tuntas periode Dinasti Abbasiyah.
Yang belum pesan, monggo langsung pesan yah :
Mohon isi format berikut:
Nama:
Alamat lengkap:
Jml buku:
Jilid 1: … eks
Jilid 2: … eks
No HP:
Kirim ke WA admin 2: 081282623247
Selamat memesan dan meneruskan membaca lanjutan kisah-kisah menarik Khilafah Abbasiyah.
Tabik,
Nadirsyah Hosen