Pernah ku berjalan diterangi logikaku semata. Setiapku mulai menulis, kecepatan akalku melebihi kecepatan komputer tercepat sekalipun. Dahiku berkerut tak pernah berhenti berpikir. Ku pikirkan dan ku analisa semuanya. Yang tak terpikirkan orang lain menjadi kunyahanku setiap saat. Aku berpikir, dan aku berkarya. Dan tak tanggung-tanggung aku memiliki dua gelar PhD, belasan buku dan puluhan artike di ranah internasional. Akulah sang ilmuwan.
Hingga tiba suatu saat, ku dengar bisikan kalbu yang terdalam. Dan aku mulai gamang. Hatiku diselimuti cinta ilahi. Tapi aku tak mau kehilangan daya akalku. Aku meronta, tak mau mendengar bisikanNya. Aku khawatir mendengarkan kalbu akan menumpulkan kemampuan akalku. Aku berlari menjauh dariNya. Ku tutup semua jalur menujuNya.
Tapi Tuhanku tidak marah. Dengan caraNya yang luar biasa, terus ku dengar sapaanNya kemanapun akalku bergerak. Dia sebaik-baik pendidik. Dia tahu cara menaklukanku. Dia tunjukkan padaku bahwa akalku tiada apa-apanya dibanding KemahakuasanNya. Dia menjeratku dengan cintaNya hingga aku tak lagi bisa berpaling. Tak Dia perintahkan aku untuk meninggalkan akalku. Dia tunjukkan bahwa kalau aku mau berjalan menghampiriNya, Dia akan ajarkan apa yang selama ini akalku tak sanggup menembusnya. Aku terpesona. Aku menyerahkan diriku utuh padaNya. Aku pasrah mendengar semua perintahNya maupun laranganNya. Sejak itu aku menjadi hambaNya. Aku menjadi alatNya untuk menjalankan semua yang Dia inginkan. Hidupku tak lagi menjadi milikku. Hidupku telah menjadi bagian dari rencanaNya. Akulah hambaNya.
Lagu Coldplay di bawah ini menjelaskan dengan sangat baik apa yang terjadi pada saat aku mulai disapaNya, dan aku berlari menjauh, namun selalu disapaNya kemanapun aku pergi, hingga aku pun mulai menerimaNya.
**
The Scientist
Come up to meet you, tell you I’m sorry
Datang untuk temuiMu, ungkapkan sesalku
You don’t know how lovely you are
Kau tak tahu betapa indahnya diriMu (bagiku)
I had to find you
(setelah ku berlari menjauh) Harus kutemukan (kembali diriMu)
Tell you I need you
(untuk) Katakan padaMu aku membutuhkanMu
Tell you I set you apart
Katakan padaMu aku memilihMu
Tell me your secrets
Katakanlah rahasiaMu
And ask me your questions
Dan ajukanlah pertanyaanMu
Oh, let’s go back to the start
Oh (Tuhan) ayo mulai dari awal lagi
Running in circles
(hidupku hanya berputar) Berlari dalam lingkaran
Coming up tails
Mengejar ekor (sesuatu yang sebenarnya hanya nista)
Heads on a science apart
(menyangka hebat padahal) Kepala terpisah dalam ilmu pengetahuan (yang hakiki)
Nobody said it was easy
(Tuhanku, sungguh) Tak ada yang bilang ini (keputusan yang) mudah (bagiku)
It’s such a shame for us to part
Sungguh memalukan jika kita berpisah (sungguh aku tak ingin berpisah tapi aku juga tahu betapa tak mudahnya hidupku bila akhirnya ku ikuti apa mauMu oh Tuhanku)
Nobody said it was easy
Tak ada yang bilang ini mudah
No one ever said it would be this hard
Tak ada yang bilang bahwa (menjalankan amanahMu) akan sesulit ini
Oh, take me back to the start
Oh, bawa aku kembali ke fitrah (ketika awal mula Kau ciptakan dan ambil janjiku pada saat “alastu birabbikum”)
I was just guessing
Aku hanya (sanggup) menerka-nerka
At numbers and figures
Pada jumlah dan angka (apa yang akan terjadi berikutnya?)
Pulling the puzzles apart
Memecah belah teka-teki (amanahMu ini)
Questions of Science
Pertanyaan ilmu pengetahuan
Science and progress
Ilmu pengetahuan dan kemajuan
Do not speak as loud as my heart
(kini) Tak (lagi) sekeras suara kalbuku
Tell me you love me
(Tuhanku) Katakanlah bahwa Kau mencintaiku
Come back and haunt me
Kembalilah dan terus buru aku
Oh, and I rush to the start
Oh, dan aku (akan) bergegas kembali ke fitrah awalku lagi
Running in circles
(aku terus) Berlari dalam lingkaranMu
Chasing our tails
Mengejar ekor kita
Coming back as we are
Kembali sebagai diri kita
I’m going back to the start
Aku kembali ke fitrah
Menjelang akhir Ramadan 1437/2016,
Tabik,
Nadirsyah Hosen