You are here:

Puasa itu Puisi Ibu

Mungkin bukan sekedar suratan 

Ketika aku berdiri di sini 
dan engkau terbaring di sana

Tidakkah itu yang selalu menjadi guratan
Dalam setiap keping doamu untukku
Bahwa langkahku kelak menembus batas peradaban

Mungkin bukan sekedar lintasan 
Keika aku merindukan nasi hangat sajian sahur
Dan teh manis sajian pembuka
Yang kau sajikan dari tanganmu sendiri

Tangan yang dulu membelai dan memelukku
Menuntunku untuk pergi mengaji
Membawaku untuk terus mendalami
Berbagai rahasia ayat dan alam

Mungkin bukan sekedar bulan suci
Ramadan juga sebuah ingatan 
Akan sebuah masa ketika kita kembali menuju fitrah
Dan menjemput sebuah takdir

Tuhan,
Ijinkan Ramadan ini masih bisa ku cium tangan ibuku
Sebagai puisi terindah dalam hidupku

 

Nadirsyah Hosen
Subuh di Prato, Italia
16 Juni 2016