You are here:

Cara Imam al-Ghazali Menyelami Perhiasan al-Qur’an

Membaca pengantar kitab Imam al-Ghazali Jawahir al-Quran wa Duraruhu kok rasanya kena tampol yah. Allah Karim 🙏😰

Betapa sering kita membaca al-Qur’an bahkan menyelami maknanya tanpa berhasil meraih keindahan permata dan mutiara al-Qur’an. Itah sebabnya Imam al-Ghazali memulai kitabnya dengan menulis pengantar seperti ini:

“Aku berharap membangunkanmu dari tidurmu, wahai kalian yang membaca al-Quran, yang mempelajarinya sebagai sebuah amalan, yang menyerap makna dan kalimatnya, berapa lama lagi kamu akan berjalan di pantai samudera, menutup matamu dari keajaiban makna al-Qur’an?

“Bukankah itu tugasmu untuk berlayar ke tengah samudera makna agar bisa melihat pesonanya, untuk berjalan ke pulau guna mendapat hasil terbaik, dan untuk menyelam di kedalaman agar bisa mengambil mutiaranya?

“Tidakkah kamu merasa malu terhalamg mendapatkan permata dan mutiara dengan hanya terus menerus melihat pantai dan tampilan lahir belaka?

“Tidakkah sampai pengetahuan padamu bahwa al-Qur’an itu bagai samudera dan darinya segala pengetahuan akan muncul, seperti sungai dan anak sungai yang bercabang dari tepi lautan?

“Mengapa tidak kamu tiru mereka yang menyeberangi ombak dan mendapat belerang merah, menyelami kedalaman lautan dan mendapatkan kristal merah, mutiara berkilau dan peridot hijau, bepergian menyusuri pantai dan mengumpulkan ambar dari binatang untuk bahan obat dan parfum?

“Sebagai cara memenuhi kewajibanku sebagai saudaramu dan berharap keberkahan doa kalian, sekarang aku akan bimbing anda menuju perjalanan mereka, berenang dan menyelami (permata dan mutiara al-Qur’an).”

Imam al-Ghazali mulai mengupas mengenai permata dna mutiara al-Qur’an di dalam kitabnya ini. Imam al-Ghazali mengupas 19 topik pentng sebagai langkah awal, sebelum melakukan kategorisasi ayat-ayat al-Qur’an untuk menyingkap kandungan rahasianya.

Beliau mengelompokkan 763 ayat untuk memahami Allah (beliau sebut sebagai jawahir atau permata al-Quran), dan 741 ayat untuk menuju Allah (beliau sebut sebagai durar atau mutiara al-Qur’an).

Membaca ayat yang telah dipilihkan Imam al-Ghazali dalam berbagai kategori membuat kita memiliki pengalaman berbeda dalam membaca kandungan al-Qur’an, ketimbang hanya mencari ayat pada topik tertentu saja.

Surat dalam al-Qur’an mengandung jawahir dan durar al-Qur’an. Sebagai contoh dalam surat al-A’raf, Imam al-Ghazali memasukkan 10 ayat ini sebagai jawahir al-Qur’an:

10, 11, 43, 54, 55, 56, 57, 58, 143, 185

Sedangkan dalam surat yang sama, beliau meletakkan 8 ayat ini sebagai Durar al-Qur’an:

29, 30, 31, 96, 165, 203, 204, 205, 206

Bacalah ayat-ayat sesuai kategori di atas dan resapi perbedaannya. Bukalah tafsirnya. Menarik bukan cara Imam al-Ghazali memilah kategori dan memasukkan ayat-ayat ke dalam kategori? Semuanya bertujuan membimbing kita untuk lebih memahami permata dan mutiara al-Qur’an.

Selamat memenuhi undangan Imam al-Ghazali untuk menemukan permata dan mutiara al-Qur’an.

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama
Australia – New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Teks asli:

‎أما بعد حمد الله الذي هو فاتحة كل كتاب، والصلاة على رسله التي هي خاتمة كل خطاب. فإني أنبهك على رقدتك، أيها المسترسل في تلاوتك، المتخذ دراسة القرآن عملا، المتلقف من معانيه ظواهر وجملا، إلى كم تطوف على ساحل البحر مغمضا عينيك عن غرائبها؟ أوما كان لك أن تركب متن لجتها لتبصر عجائبها؟ وتسافر إلى جزائرها لآجتناء أطايبها؟ وتغوص في عمقها فتستغني بنيل جواهرها؟ أوما تعير نفسك في الحرمان عن دررها وجواهرها بإدمان النظر إلى سواحلها وظواهرها؟ أوما بلغك أن القرآن هو البحر المحيط؟ ومنه يتشعب علم الأولين والآخرين كما يتشعب عن سواحل
‎البحر المحيط أنهارها وجداولها؟ أوما تغبط أقواما خاضوا في غمرة أمواجها فظفروا بالكبريت الأحمر؟ وغاصوا في أعماقها فاستخرجوا الياقوت الأحمر، والدر الأزهر، والزبرجد الأخضر؟ وساحوا في سواحلها، فالتقطوا العنبر الأشهب، والعود الرطب الأنضر؟ وتعلقوا إلى جزائرها واستدروا من حيواناتها الترياق الأكبر، والمسك الأذفر؟ وها أنا أرشدك قاضيا حق إخائك، ومرتجيا بركة دعائك إلى كيفية سياحتهم وغوصهم وسباحتهم.