[aswaja_arabic display=”block”]قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَصَابَ أَحَدًا قَطُّ هَمٌّ وَلَا حَزَنٌ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا قَالَ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا نَتَعَلَّمُهَا فَقَالَ بَلَى يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا[/aswaja_arabic]
[aswaja_big_letter]Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang sedang galau dan bersedih hendaklah membaca doa ini niscaya Allah akan memberinya jalan keluar:[/aswaja_big_letter]
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku” (Musnad Ahmad, Hadis No: 3528)
Doa dahsyat ini bukan sekedar kata-kata. Paling tidak ada tiga kandungannya yang harus kita resapi dan ini kunci mengatasi kegalauan hidup. Bagian pertama doa di atas mengukuhkan posisi kita di depan Sang Khaliq. Kita menegaskan kembali bahwa siapapun kita, apapun posisi dan gelar kita, kita sejatinya cuma hamba. Ini starting pointnya. Semua jalan hidup kita berada dalam kekuasaanNya. Semua aturannya kita turuti dan kita mengakui sepenuhnya bahwa apapun yang Allah tetapkan untuk kita itu adalah keputusan yang adil. Kita tidak akan protes dan mengeluh apalagi menggugat keadilanNya. Sekali lagi, kita cuma hamba!
Bagian kedua doa di atas, kita menyeru dengan menyebut asmaNya. Para kekasihNya telah khusus dianugerahi asmaNya sementara kita hanya mengetahui asmaNya apa yang telah Allah turunkan dalam kitab suci. Ada pula asma yang Allah rahasiakan. Di tengah ketidakberdayaan kita, Rasulullah mengajarkan kita untuk menyeru semua asmaNya. Ini menunjukkan bahwa kita telah bersandar sepenuhnya pada Allah, dan pada saat yang sama, kita telah memanggil-manggilNya dengan semua asmaNya sebanyak harapan kita pada keputusanNya.
Bagian terakhir doa di atas merupakan permohonan kita. Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita untuk memohon: “jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku.” Kita memulai doa dengan menghamba padaNya, lantas menyeru asmaNya, dan kemudian inti doa kita memohon kalamNya. Al-Qur’an lah jawaban dari kegalauan hidup kita. Ayat-ayat suci ini adalah surat cinta dari langit untuk kita. Barangsiapa yang menjadikan al-Qur’an sebagai panduan hidupnya maka hilanglah segala duka dan derita. Al-Qur’an menyejukkan hati. Al-Qur’an adakah cahaya hati. Al-Qur’an pelipur kesedihan. Al-Qur’an itu pelenyap kegelisahan.
Sesiapa yang tengah galau hatinya, bacalah doa di atas, kemudian mulailah membaca dan menyimak kandungan makna Al-Qur’an. Ketika seorang hamba telah menyerahkan jalan hidupnya kepada Allah, dan telah menyeru asmaNya, maka Allah akan menjadikan al-Qur’an sebagai jawaban atas doa-doa kita.
Bi haqqi Sayyidina Muhammad, al-Fatihah….
Tabik,
Nadirsyah Hosen