[aswaja_big_letter]Imam al-Ghazali bertutur tentang dua kisah mengenai harapan akan ampunan ilahi dalam kitab Ihya. Ijinkan saya kisahkan ulang di sini.[/aswaja_big_letter]
Yahya bin Aktsam yang sudah wafat hadir dalam mimpi sahabatnya. Ditanyakan bagaimana keadaannya. Yahya berkata: “Tuhan menyebutkan semua dosaku“.
Yahya ketakutan dan berkata: “Bukankah ada riwayat bahwa Engkau seperti dugaan hambaMu? Dan aku berbaik sangka Engkau tak akan menghukumku“.
Yahya bacakan sanad riwayat tersebut di depan Tuhan. Tuhan membenarkan ucapannya. Dan karena berbaik sangka padaNya itulah maka Yahya diampuni.
Ana ‘inda zhanni abdi bi (Aku sebagaimana persangkaan hambaKu saja). Marilah kita berprasangka baik bahwa Allah akan ampuni dosa-dosa kita. Sebesar apapun dosa kita, berbaiksangkalah Allah akan ampuni. Jangan putus asa dari rahmat dan kasih sayangNya.
Kisah kedua yang dituturkan Imam al-Ghazali tentang harapan akan ampunan ilahi. Ada orang dari Bani Israil yang dimasukkan neraka selama 1000 tahun
Dia terus menjerit memanggil Tuhan. Lantas Jibril diperintahkan membawanya kepada Allah. Allah bertanya: “Bagaimana tempatmu?“. “Jelek“, jawabnya.
Tuhan menyuruh dia kembali masuk neraka. Dia berjalan keluar dan tiba-tiba membalik badannya kembali kepada Tuhan. Lalu ditanya, “Kenapa balik badan?“.
10. Dia menjawab, “Karena aku benar-benar berharap Engkau tak kembalikan aku ke neraka setelah sejenak aku dikeluarkan“.
Tuhan lalu perintahkan dia masuk surga karena ternyata dia masih punya harapan akan rahmat ilahi. Subhanallah.
Imam al-Ghazali mengajak kita utk memohon keselamatan lewat ampunan dan kasih sayang Allah. Mereka yang penuh dosa namun masih berharap padaNya akan dipeluk oleh kasih sayangNya.
Para ustad, teruslah menebar harapan akan ampunan ilahi. Jangan tutup pintu surga saat kami masih terus berprasangka baik padaNya
Para ulama, jangan renggut harapan kami akan ampunanNya. Kami pernah berlari meninggalkanNya tapi kami masih bisa membalik badan kepadaNya
Para habib, jangan pandang kami seperti manusia hina. Kalaupun kami pantas masuk neraka, kami tetap berharap dan berprasangka baik kepadaNya
Mari kita tutup dengan doa: Allahumma innaka ‘afuwun karim tuhibbul ‘afwa fa’fu’anna Ya Karim
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Kutipan teks dari Ihya Ulumuddin (kitab al-khauf wa al-raja’, juz 4, 145-146):
[aswaja_arabic display=”block”]ورئى يحيى بن أكثم بعد موته في النوم فقيل له ما فعل الله بك فقال أوقفني الله بين يديه وقال يا شيخ السوء فعلت وفعلت وقال فأخذني من الرعب ما يعلم الله ثم قلت يا رب ما هكذا حدثت عنك فقال وما حدثت عني فقلت حدثني عبد الرزاق عن معمر عن الزهري عن أنس عن نبيك صلى الله عليه وسلم عن جبريل عليه السلام أنك قلت أنا عند ظن عبدي بي فليظن بي ما شاء وكنت أظن بك أن لا تعذبني فقال الله عز وجل صدق جبريل وصدق نبيي وصدق أنس وصدق الزهري وصدق معمر وصدق عبد الرزاق وصدقت قال فألبست ومشى بين فرحة[/aswaja_arabic]
[aswaja_arabic display=”block”] وفي الخبر أن رجلاً من بني إسرائيل كان يقنط الناس ويشدد عليهم قال فيقل له الله تعالى يوم القيامة اليوم أويسك من رحمتي كما كنت تقنط عبادي منها (١) وقال صلى الله عليه وسلم إن رجلاً يدخل النار فيمكث فيها ألف سنة ينادي يا حنان يا منان فيقول الله تعالى لجبريل اذهب فائتني بعبدي قال فيجيء به فيوقفه على ربه فيقول الله تعالى كيف وجدت مكانك فيقول شر مكان قال فيقول رذوه إلى مكانه قال فيمشي ويلتفت إلى ورائه فيقول الله عز وجل إلى أي شيء تلتفت فيقول لقد رجوت أن لا تعيدني إليها بعد إذ أخرجتني منها فيقول الله تعالى اذهبوا به إلى الجنة (٢) فدل هذا على أن رجاءه كان سبب نجاته نسأل الله حسن التوفيق بلطفه وكرمه[/aswaja_arabic]