You are here:

Penjelasan Makna Surat an-Najm Ayat 31-32

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى

‎الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

1. Yang dibaca oleh Imam shalat ini adalah Qs an-Najm ayat 32. Biar bisa ikutan menangis terisak seperti beliau, mari kita bahas kandungan ayat ini. Bismillah…

2. Kita mulai bahasannya. Memahaminya dimulai dengan ujung ayat 31 dan kemudian akhir ayat 32. Intinya ada di sana. Tapi penjelasan di awal ayat 32 juga luar biasa. Dan Imam shalat itu menangis saat membaca awal ayat 32. Kenapa bisa demikian?

3. Ujung ayat 31 bicara soal ganjaran yang “lebih baik” bagi mereka yang berbuat baik. Ulama tafsir mengatakan “husna” atau ganjaran lebih baik di sini bermakna surga. Jadi orang baik akan dapat surga. Lantas siapa yg dianggap orang baik itu? Ayat 32 yang memberi keterangan

4. Awal ayat 32 surat an-Najm menjelaskan orang baik itu yang menjauhi dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan kecil.” Jadi, orang baik itu menjauhi dosa besar dan perbuatan keji, meski ia masih melakukan dosa kecil. Orang baik bukan orang yang sama sekali tak berdosa.

5. Para ulama tafsir menjelaskan “illa al-lamam” (kecuali dosa kecil) itu apa maksudnya. Tafsir Ibn Katsir bilang yaitu mereka yang berbuat dosa di masa jahiliyah lantas bertaubat. Tafsir at-Thabari mengatakan mereka yang meninggalkan perbuatan dosa. Apa cuma itu?

6. Yang mengagetkan Tafsir al-Mawardi mengutip sahabat Nabi Ibn Mas’ud bahwa al-lamam itu:

أن اللمم ما دون الوطء من القبلة والغمزة والنظرة والمضاجعة 
Maksudnya: “Aktivitas” selain berzina

7. Senada dengan itu Tafsir Jalalain juga mengatakan “melihat wanita lain, mencium dan menyentuhnya” adalah contoh al-lamam (dosa kecil):

هو صغار الذنوب كالنظرة والقبلة واللمسة

8. Artinya menurut pemahaman para ulama, mereka yng memandang, mencium dan menyentuh wanita lain itu melakukan dosa kecil, dan ketika mereka bertaubat, mereka masih dianggap orang baik (ayat 32), yg akan mendapat surga (ayat 31).

9. Potongan ayat berikutnya mengatakan: ‎إِنَّ رَبَّكَ وٰسِعُ ٱلْمَغْفِرَةِ 
Pada titik inilah imam shalat di video itu menangis terisak. “Sungguh Tuhanmu Maha Luas Ampunannya” Bahkan pelaku dosa kecilpun, manakala ia bertaubat, masih dianggap orang baik, dan akan dapat surga.

10. Tidak heran Imam shalat itu menangis karena beliau memahami betapa luasnya ampunan Allah. Pelaku maksiat dianggap hina di mata manusia, namun di mata Allah bisa tetap dianggap orang baik, dengan keluasan ampunanNya.

Allah karim 🙏😰

*tissue manaaa tissueeee.

11. Lanjutan ayatnya tidak sanggup dibaca oleh imam shalat. Berulang kali ia berusaha, tapi yang keluar hanya tangisan. Apa gerangan lanjutan ayatnya?

12. “Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu. ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” Inilah bagian akhir ayat 32 yg menyimpulkan bahasan sebelumnya.

13. Allah tahu keadaan kita, baik ketika berupa tanah, janin dan masih dalam perut ibu kita, makanya jangan sok suci. Jangan bilang dirimu itu suci, demikian penegasan al-Qur’an.

Allah Karim 🙏😰

Ini tamparan keras luar biasa. Boleh kita berdakwah, tapi jangan merasa diri kita suci.

14. Yang tahu siapa bertakwa atau tidak itu cuma Allah. Kok kita koar-koar serasa diri kita suci, padahal kedok dan rahasia kita diketahui semuanya oleh Allah. Kalau Allah saja menganggap mereka yang berbuat dosa kecil dan bertaubat itu masih sebagai orang baik, lha siapa kita memaki-maki mereka?

15. Jangan menghakimi dosa-dosa orang lain, karena kita pun bukan makhluk yang tanpa dosa. Ampunan Allah begitu luasnya. Sekarang kita paham kenapa imam shalat itu menangis terisak saat membaca ayat ini 🙏

16. “Janganlah membesarkan dosa (dengan suatu) kebesaran (tertentu) di sisimu, (sedemikian rupa sehingga) menghalangimu dari berprasangka baik kepada Allah Ta’ala; karena sunggh barangsiapa mengenal Rabb-nya, maka ia akan menganggap kecil dosanya di sisi kemuliaan-Nya.” (Al-Hikam)

Tabik,

Nadirsyah Hosen