You are here:

Mentor pun Bisa Salah

David Foster adalah mentor Celine Dion. Saat Celine Dion ditawari merekam soundract film Titanic, Celine Dion berkonsultasi dengan David Foster. Mr Foster menyarankan untuk tidak menerimanya. Celine Dion pun menolak tawaran itu. Tapi kemudian James Horner yang mengarang lagu itu terus mendekati Celine. Akhirnya Celine mengabaikan saran mentornya, David Foster, dan mencoba keberuntungannya dengan lagu itu. Ternyata lagu “my heart will go on” meledak di pasaran seiring suksesnya film Titanic. Lagu ini menjadi nomor satu di berbagai negara pada tahun 1997.

David Foster musisi kenamaan dunia itu juga dimintai saran oleh Toni Braxton saat Toni merekam lagu Unbreak My Heart. David Foster menganggap lagu itu terlalu rendah untuk Toni. Tapi Toni Braxton tetap bertahan dan merilis lagu tersebut. Terbukti lagu itu meledak dimana-mana dan rata-rata orang memuji nada rendah yang diambil Toni Braxton dalam lagu itu.

Ah…David…mentor juga bisa salah kan?

Tahun 2002 saya menulis bab 5 disertasi doktor saya. Sambil menunggu koreksian dari pembimbing, diam-diam saya kirimkan tulisan saya ke sebuah jurnal. Saat bertemu dengan pembimbing, saya habis dimarahi. Pembimbing merasa chapter yang saya tulis itu sangat tidak berkualitas. “This is rubbish! Buang saja ini, dan tulis chapter yang baru!” Saya panas hati mendengarnya. Rasanya mau berhenti kuliah saja.

Dua hari setelah pertemuan itu, saya mendapat email dari editor jurnal. ternyata tulisan panjang saya diterima tanpa koreksi oleh editor dan reviewers. Saya forward email tersebut ke pembimbing, dan akhirnya pembimbing mengatakan, “Ok, that’s alright” [dalam hati saya bilang…saya gak sebodoh yang disangka pembimbing saya kan!]

Ah…pembimbing pun bisa salah juga kan?

Yang dilakukan David Foster dan Pembimbing saya itu sebetulnya hendak memberi sinyal bahwa sudah saatnya mereka melepas kami. Ibarat orang tua yang sudah saatnya menyapih anaknya. Begitulah hidup ini…akan tiba waktunya kita akan berjalan lepas dari satu mentor ke mentor lainnya. Belajar lepas dari satu guru menuju guru berikutnya….karena masing-masing guru membawa cahayaNya yang berbeda-beda dan berlapis-lapis. Di setiap lapisan ilmu ada cahayaNya….mari kita terus belajar…dan akan kita temui para mentor, guru, pembimbing yang menginspirasi.

Tabik,

Nadirsyah Hosen