Hal-hal baru itu tidak muncul begitu saja. Youtube tidak mungkin lahir pada tahun 1980. Kenapa? Karena pada tahun 1980 belum tersedia koneksi internet yang cepat dan belum ada pula perangkat untuk menyaksikan video di layar komputer. Ebay tidak mungkin hadir pada tahun 1950 karena saat itu belum muncul pc (personal computer), belum ada jaringan internet dan belum tersedia software untuk melakukan pembayaran onlne. Begitupula apa yang kini terjadi dengan facebook dan instagram. Produk masa kini itu hasil dari masa lalu dan bagian dari masa depan.
Ide besar itu boleh saja muncul tiba-tiba tapi ia sesungguhnya didahului oleh hal-hal kecil yang mendahuluinya. Boleh jadi kita mengalami momen “Eureka” dimana kita menemukan solusi atas apa yang kita pikirkan, lantas seperti orang gila kita berteriak-teriak keluar dari kamar mandi saking gembiranya.
Tapi, tunggu sebentar, momen “Eureka” seperti Archimedes juga sesungguhnya didahului bukan saja oleh berbagai renungan ngawur, penolakan, guncangan dan kepusingan yang akut, tapi juga oleh suasana nyaman dan segar di kamar mandi. Pendek kata, seperti jagad raya ini, semuanya saling berkaitan dan berhubungan.
Yang kita sebut dengan penemuan besar, ide cemerlang, atau solusi nan mujarab harus dimulai oleh langkah kecil, dan boleh jadi bukan kita yang mengawalinya, tapi orang lain. There is nothing new under the sun. Tidak ada hal yang benar-benar baru di kolong langit ini. Maka mengapresiasi hal-hal kecil yang dilakukan orang lain adalah bagian dari proses penting sebuah ‘discovery’.
Menoleh ke belakang adalah bagian dari cara kita menatap masa depan. Persis seperti pengemudi yang melihat kaca spion sebelum memutuskan bermanuver. Kita tidak bisa menjadi seperti sekarang tanpa menjalani apa yang terjadi di masa lampau.
Alih-alih menyesali apa yang terjadi seraya berharap memutar jarum jam ke belakang, kita justru harus terus mengendarai pengalaman masa lalu, bergerak maju dengan bekal yang ada dan menunggu waktu yang tepat untuk momen “Eureka” kita. Mereka yang mengalami akan terus beramal. Maka tepatlah ungkapan para Kiai di pondok: Menjaga hal-hal baik di masa lalu, dan membuka diri untuk mengerjakan hal-hal baru yang lebih baik.
Hidup ini kompleks dan komplit. Berdoa juga seperti itu. Tuhan itu sangat komplit dan menyeluruh. Tidak akan dikabulkannya doa kita sampai Dia persiapkan dulu hal-hal kecil maupun prasarana dan sarananya sehingga kita mampu dan sukses menjalani apa yang kita panjatkan kepadaNya. Saat doa terkabul, tidak dibiarkannya kita menjalaninya sendirian. Tidak dilepaskannya kita begitu saja. Semua titik kecil yang berserakan dihimpunkanNya menjadi sebuah aksara “kun fayakun” untuk kita.
Seperti munculnya ebay dan youtube, disiapkanNya kita untuk tampil dan berhasil pada waktu yang telah dipilihkanNya. Saat doa terkabul, kita telah direngkuh untuk terlibat menjadi bagian dari perencanaanNya. Dan bukankah sebuah kehormatan jikalau hidup kita telah dimasukkan dalam lintasan QadhaNya?
Tabik,
Nadirsyah Hosen