Untuk apa sampean mencemooh orang yg bacaan salamnya tidak se-fasih sampean? Kalau sampean paham bahwa ucapan salam itu maknanya mendoakan dan menebar kedamaian, tak akan mudah sampean mencaci orang lain.
Untuk apa sampean mengolok-olok orang yang tidak fasih membaca “la haula wa la quwwata illa billah”? Kalau sampean paham bahwa makna ucapan itu merupakan puncak ketidakberdayaan seorang hamba, masihkah sampean berani “punya daya & kuasa” mencibir org lain tanpa ijinNya?
Untuk apa sampean nyinyir terhadap bacaan al-Fatihah orang lain yg tdk se-fasih lidah sampean? Kalau sampean paham makna surat al-Fatihah, susah-payah sampean hendak tuntas membacanya saat shalat. Sampean akan terus menangis terisak, mana sempat lagi ngurusi ibadah org lain!
Untuk apa sampean mencela orang yg tak pandai berzikir selepas shalat? Kalau sampean paham makna “Subhanallah” tak akan sampean mrs plg suci; kalau paham “Alhamdulillah” tak akan sampean menjilat atasan, kalau paham “Allahu Akbar” tak akan sampean membesarkan diri mrs plg benar.
Satu lagi, jangan sampai kita termasuk mrk yg dijelaskan Nabi sbg org yg fasih membaca Qur’an tapi bacaannya hanya sampai di kerongkongan, tidak masuk ke dalam hati, dan tdk membekas di tingkah laku sehari-hari. Fasih membaca ayatNya, tapi kok fasih juga mencela orang lain?!
Bismillah, semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Selamat beraktivitas semuanya. Barakallah 🙏
Tabik,
Nadirsyah Hosen