You are here:

Antara pengabdian dan kajian serius

Menulis buat saya adalah cara saya untuk terus belajar. Dengan menulis saya punya alasan kuat untuk terus membaca dan menuliskan hasil bacaan dan kajian saya.

Saya sejauh ini baru menghasilkan 12 buku. Sebagian saya tulis dalam bahasa Indonesia dan sebagiannya lagi saya tulis atau edit dalam bahasa inggris.

Saya menulis buku dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari pengabdian saya untuk umat. Bahasanya populer, nggak njelimet, dan ulasannya pun dibuat seringkas mungkin sehingga bisa dibaca oleh semua kalangan. Begitu juga yang saya tulis di sejumlah media sosial, website ataupun koran. Ini bagian dari pengabdian saya.

Ini berbeda dengan buku berbahasa Inggris dan juga sekitar 43 artikel saya di jurnal internasional dan chapter buku. Saya menulis buku, artikel dan chapter buku dalam bahasa Inggris sebagai bagian dari pekerjaan saya selalu dosen di kampus. Tentu saja bahasannya menjadi serius dan sesuai dengan kajian riset saya, yang sebelumnya telah dipresentasikan dalam sejumlah forum ilmiah internasional dan hasil dari beberapa research grant. Pendek kata, ini tulisan selaku akademisi.

Untuk tahun 2017 ini sudah ada 3 chapter buku yang saya tulis dan diterbitkan oleh penerbit di luar negeri bersama kumpulan tulisan para pakar dunia lainnya. Salah satunya yang baru sampai di tangan saya adalah hasil kolaborasi riset saya berdua dengan Richard Mohr dalam buku yang diedit oleh Sarah Marusek dan John Brigham, Streel-Level Sovereignty: the intersection of space and law.

Dalam bab buku tersebut, Richard Mohr dan saya mengambil 3 studi kasus, yaitu mengenai larangan merokok di cafe, masalah makanan halal dan masalah penyeberangan jalan, untuk kasus sebuah suburb di Sydney. Ketiga kasus ini diulas lewat pendekatan socio-legal studies.

Apa yang selama ini saya sampaikan di medsos tentang sejarah politik Islam, atau tafsir ayat dan masalah fiqh, sekali lagi hanyalah sekedar pengabdian saya untuk ikut kontribusi mencerahkan dan mencerdaskan umat. Pada saat yang sama, selaku akademisi, saya dituntut untuk terus produktif berkarya dalam ranah kajian riset yang serius. Keduanya harus bisa saya lakukan secara simultan, mengingat amanah yang saya terima selaku Rais Syuriah NU dan dosen di Monash University.

Dalam konteks pengabdian, saya sedang siapkan naskah buku tentang Hadits, tentang fiqh dan sejarah politik Islam, serta tentang renungan sufistik dan sains. Di samping itu, selaku akademisi, sudah ada 7 artikel serius lainnya yang sedang antri menunggu giliran diterbitkan di luar negeri.

Saya hanya berdoa agar baik tulisan pengabdian maupun tulisan hasil riset serius saya bisa menjadi pemberat timbangan amal kelak di akherat, dan sekaligus penghapus dosa dan kesalahan saya. Karena pada akhirnya dunia ini tidak kekal, dan kita pun akan segera kembali ke kampung akherat yang hakiki….hatta alqaka ya Rabb.

Tabik,

Nadirsyah Hosen