[aswaja_big_letter]Jundi tiba-tiba ngomel sambil membanting koran di depan Ujang. “Nih baca, Jang….berita rombongan berziarah ke makam wali songo. Kalian itu orang NU memang senangnya menyembah kuburan Sunan Kalijogo, Sunan Kudus, dan lainnya. Rusak aqidah kalian!”[/aswaja_big_letter]
Ujang yang lagi nyeruput kopinya jadi hampir tersedak.
Jundi melanjutkan omelannya lagi dengan semangat meluruskan penyimpangan aqidah ini: “Gak ada tuh yah dalam Islam segala macam Sunan. Gak ada Sunan-Sunan-an. Bid’ah itu semua!”
Ujang menjawab, “Akhi Jundi yang dirahmati Allah, masak sih dalam Islam gak ada Sunan. Bukannya di arab sana juga ada Sunan?”
Jundi sambil duduk berkata, “Ah…gak ada itu. Pokoknya Islam tidak mengenal Sunan. Ngawur kamu Jang”.
“Lho bukannya ada Sunan Abi Dawud, Sunan Nasa’i, Sunan Tirmidzi dan Sunan Ibn Majah”, jawab Ujang sambil berdiri.
“Ah saya baru denger tuh”, jawab Jundi.
“Ya tanya saja sama Ustadz Google”, seloroh Ujang sambil keluar dari warung.
Jundi mengeluarkan smartphone dan mengetikkan nama Sunan Nasa’i dan Sunan lainnya yang tadi disebutkan Ujang. Penasaran dia rupanya, kok di Arab sana ada juga nama-nama Sunan. Setahu dia para Sunan itu cuma ada di Jawa.
Setelah dapat info dari Google, Jundi langsung ngedumel: “Kena deh gue….itu sih judul kitab-kitab Hadis.” Sambil keluar warung Jundi teriak, “Ujanggg….kamu ngerjain aku yahhh!”
Ujang sudah duluan ketawa ngakak. “Gayamu aja mau ngelurusin orang lain….”
Tabik,
Nadirsyah Hosen