Kawan, apa makna puisi KH A Mustofa Bisri di bawah ini bagi proses pembelajaran kita dalam mencintaiNya? Irisan kata-kata beliau sungguh menusuk hatiku, membuka topeng kepalsuan diri ini, dan menghentak kesadaran: apa yang kita cari sebenarnya: kepuasan ego atau ketulusan cintaNya?
CINTAMU
bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah
rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu
datanglah aku akan berlari menyambutmu
tapi kau terus sibuk dengan dirimu
kalaupun datang kau hanya menciumi pintu rumahku
tanpa meski sekedar melongokku
kau hanya membayangkan dan menggambarkan diriku
lalu kau rayu aku dari kejauhan
kau merayu dan memujaku
bukan untuk mendapatkan cintaku
tapi sekedar memuaskan egomu
kau memarahi mereka
yang berusaha mendekatiku
seolah olah aku sudah menjadi kekasihmu
apakah karena kau cemburu buta
atau takut mereka lebih tulus mencintaiku
pulanglah ke dirimu
aku tak kemana mana
2005
A. Mustofa Bisri
Kita berjalan. Kita mengembara. Kita mengklaim yang paling mencintaiNya. Paling tahu tentang agamaNya. Kita hardik mereka yang kita anggap tersesat. Kita mencariNya sampai berebutan pergi ke rumahNya. Sampai di sana pun kita tidak menjumpaiNya. Padahal Dia begitu dekat. Pulanglah ke fitrah diri kita. Dia tak kemana-mana. Ah…indah…sungguh indah.
Saya menduga kuat ini kata-kata yang langsung “didiktekanNya” kepada beliau. Hanya qalbu yang bening yang mampu menuliskannya.
*sungkem* kami kepada Pak Yai…
Tabik,
Nadirsyah Hosen