jikalau masih saja ku sibukkan diri

untuk menukar kata
demi mengaburkan fakta
maka tak lagi terasa getar sebuah pinta
yang ku haturkan pada sang pencipta
mantra berubah jadi derita
kerasnya hati menutupi cinta
dan hidup berkalung dusta
lantas aku mau kemana
dan dimana pula Engkau, wahai Kekasih?
masihkah aku dan Engkau berada pada kiblat yang sama?