You are here:

1. Sekarang ini banyak yg “jualan” lewat emosi umat. Utk kepentingan jangka pendek, Ini cara efektif utk meninabobokan umat. Modusnya: Islam saat ini diserang, dihina, dan dikalahkan. Umat yg emosi akan mudah diarahkan bergerak sesuai maunya sutradara dan pembuat skenario.

2. Segala macam cara dipakai utk membakar emosi masa. Isu ditebar gak peduli sahih atau maudhu’ (hoax). Semua hal yg dianggap simbol Islam gak boleh dikritik, dijadikan candaan, ataupun dipolisikan. Ancamannya: emosi umat akan tumpah ruah!

3. Lama-lama umat tidak lagi dibiasakan bertabayun, berdialog, berintrospeksi dan berpikir kritis, serta berakhlakul karimah. Yg tersisa cuma luapan emosi. Sang sutradara dan penulis skenario sdg bermain-main dg api, yg boleh jd akan berbalik membakar mereka sendiri

4. Diperlukan usaha kolektif untuk meredam emosi umat dg terus meningkatkan budaya literasi, memberikan teladan akhlak mulia, dan juga menyalurkan emosi umat ke hal2 positif berupa pemberdayaan scr ekonomi & sosial.

5. Sayangnya sejumlah tokoh yg kita harapkan berada di tengah dan mengademkan umat malah asyik bertarung di politik praktis atau malah ikut2an memanfaatkan emosi umat. Sayang banget kan 🙏😰

6. Saya tetap percaya dan optimis bahwa sejatinya mayoritas bangsa ini cinta damai dan berpaham moderat (wasathiyyah). Tapi harus ada upaya kolektif utk terus menjaga kewarasan kita. Tahun2 politik menuju Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 harus bisa kita lewati dg damai.

7. Dg cara masing2 maupun dg cara bersama-sama setiap anak bangsa yg peduli harus terus berupaya mencegah dan melawan semua modus memancing emosi umat dan memecah belah bangsa.

8. Bismillah, saya tetap percaya dg doa para kiai dan tokoh agamawan lainnya, sbg penjaga langit Indonesia, dan pemangku bumi pertiwi 😍🙏

Tabik,
Nadirsyah Hosen