Belakangan ini inbox email saya penuh dengan kiriman dari sejumlah pihak yang terlibat konflik di Australian Federation of Islamic Councils (AFIC). Ini pucuk organisasi Islam di Australia. Saling serang menyerang dan berbagai email dengan akun palsu terus bertubi-tubi datang tanpa permisi ke inbox saya. Saya pun sudah meminta email saya dihapus dari list tapi ternyata terus saja dicantumkan. Mereka seolah hendak menyebarluaskan seluas mungkin kebobrokan dan pertengkaran diantara pemimpin umat Islam di Australia.
Buat saya ini salah satu “potret selfie” umat Muhammad saat ini: kita memang gemar bertengkar dan rebutan posisi. Aroma korupsi juga kencang sekali. Pemerintah Australia akhirnya memutuskan menghentikan funding untuk sekolah Islam terbesar yaitu Malek Fahd Islamic School di NSW dan juga Islamic School of Canberra, serta meminta sekolah Islam lainnya di bawah AFIC yang berada di Melbourne, Perth dan Brisbane untuk membenahi diri. Kalau tidak, nasib mereka akan sama dengan dua sekolah Islam sebelumnya. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena ada penyalahgunaan anggaran.
Tengoklah sekeliling kita: kondisi yang sama terjadi baik di tingkat internasional, nasional maupun lokal. Setiap ada posisi yang membawa pada kekuasaan dan uang, diduga kuat potensi konflik dikalangan umat begitu kuat. Sampai saya nyeletuk di depan para imam dan syekh di Australia: “kita gak perlu konspirasi yahudi untuk menghancurkan umat, cukup sodorkan saja kekuasaan dan uang di kalangan tokoh islam, maka langsung kita pada rebutan. Lantas seperti biasa, masing-masing pihak berlagak paling suci dengan mengeluarkan jurus andalan: kutipan ayat-ayat suci.”
Mari kita simak beberapa Hadis Nabi di bawah ini:
Sunan al-Nasa’i Hadis Nomor 1620:
[aswaja_translation]”Aku meminta kepada Rabbku tiga perkara, Dia memberiku dua perkara dan yang satu Dia menolaknya. Aku meminta kepada Rabbku Azza wa Jalla agar tidak membinasakan kita dengan BENCANA yang telah menyebabkan binasanya umat-umat sebelum kita, dan Allah memberikannya kepadaku. Aku juga meminta kepada Raabku Azza wa Jalla agar tidak menjadikan MUSUH menguasai (menang) atas kita, dan Dia juga memberikannya. Aku juga meminta agar Dia tidak mencerai beraikan kita sehingga terpisah-pisah menjadi beberapa kelompok (yang saling bertentangan), tetapi Dia tidak memberikannya.”[/aswaja_translation]
(redaksi senada disebutlkan juga dalam Musnad Ahmad Hadis Nomor 20145)
Sedangkan Sunan Ibn Majah (Hadis No 3941) memiliki redaksi sebagai berikut:
[aswaja_translation]”Aku memohon kepada-Nya agar mereka tidak dibinasakan MUSUH dan Dia mengabulkannya. Kemudian aku meminta agar Allah tidak mencelakan mereka dengan DITENGGELAMKAN dan Dia juga mengabulkan permintaanku. Dan aku juga memohon kepada-Nya supaya tidak menjadikan mereka saling bermusuhan sesama mereka, namun Allah mengembalikannya kepadaku (menolaknya).”[/aswaja_translation]
Sementara itu Shahih Muslim (Hadis No 5145) mencantumkan redaksi doa Nabi itu:
[aswaja_translation]”Aku meminta tiga (hal) pada Rabbku, Ia mengabulkan dua (hal) dan menolakku satu (hal). Aku meminta Rabbku agar tidak membinasakan ummatku dengan KEKERINGAN, Ia mengabulkannya untukku, aku memintaNya agar tidak membinasakan ummatku dengan BANJIR, Ia mengabulkannya untukku dan aku memintaNya agar tidak membuat penyerangan diantara sesama mereka lalu Ia menolaknya.”[/aswaja_translation]
Kawan,
Apapun redaksinya, maka terlihat bahwa dua hal yang Allah kabulkan dari permintaan Nabi yaitu agar umat Islam selamat dari bencana (paceklik atau banjir) dan serangan musuh, Sementara hal ketiga yang tidak Allah kabulkan yaitu perselisihan internal umat. Dan berdasarkan pengamatan saya, perpecahan umat bukan disebabkan karena perbedaan pendapat soal tafsir atau beda mazhab, tapi karena perebutan kekuasaan dan uang.
Maka terpujilah mereka yang menghindari konflik kekuasaan dan memilih hidup bahagia dalam kesederhanaan. Percayalah, untuk mereka yang sudah nikmat makan dengan telor ceplok gak akan mau rebutan kekuasaan demi telor dadar smile emoticon
Tabik,
Nadirsyah Hosen