Setiap mendengar shalawat tarhim, ingatan ku melayang pada peristiwa isra – mi’raj. Karena sesungguhnya shalawat yang sering diputar di masjid-masjid di tanah air itu menjelaskan peristiwa spiritual luar biasa. Ijinkan saya berbagi di sini, baik teks shalawat, terjemahannya dan refleksi saya:
**Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk – Yâ imâmal mujâhidîn yâ Rasûlallâh
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu. Duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulallah
Untuk mereka yang tengah berjuang menembus batas-batas kemampuan diri, bergabunglah bersama barisan Rasulullah, karena beliau SAW lah pemimpin kita semua
**Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk – Yâ nâshiral hudâ yâ khayra khalqillâh
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Untuk mereka yang tengah mengais-ngais petunjuk ilahi di tumpukan sampah kehinaan diri, sapalah Rasul mu karena dia lah mahkluk terbaik yang akan menggenggam tangan mu menuju petunjuk ilahi
**Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk- Yâ nâshiral haqqi yâ Rasûlallâh
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulallah
Dan khusus untuk mereka yang tengah menerima berbagai cobaan, fitnah dan tuduhan sehingga kebenaran dijungkirbalikkan, dan kezhaliman malah dielu-elukan, sampaikanlah shalawat dan salam kepada pemimpin kita yang akan mengantarkan kita pada kebenaran hakiki
**Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk – Yâ Man asrâ bikal muhayminu laylan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Masuklah pada keheningan malam. Di saat gelap, cahaya ilahi itu akan lebih jelas terlihat. Ada yang terbangun, dan bangkit. Ada yang batinnya selalu terjaga meski raganya tengah terlelap. Ada yang memperoleh petunjuk ilahi di saat yang lain tidur setidur-tidurnya. Isra Nabi Muhammad telah dimulai
**Wa taqaddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Siapa yang membaca shalawat, seolah-olah mereka sedang sholat di belakang Nabi Muhammad. Mereka sedang bergabung dalam barisan para ruh suci dan para kekasih Allah. Barisan penduduk langit dan penghuni bumi menghadap Allah dengan Sang Nabi sebagai imam-nya. Bukankah kita bersedia menukar semua yang kita miliki hanya utk bisa ikut sholat bersama Nabi?
**Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman wa sami’tan nidâ ‘alaykas salâm
Engkau diberangkatkan ke Sidratul Muntaha karena kemuliaanmu
Dan engkau mendengar sapaan dari Allah: salam untuk mu
Sampai di sini, tak ada kata-kata yang bisa menjelaskan Mi’raj sang Nabi. Air mata. Cuma air mata. Ketika Sang Khaliq menyapa Makhluk terbaikNya. Semua atribut keduniawian runtuh. Ketika nafsu dan ego kita lenyap, yang tampil hanyalah Allah. Maka Dia akan menjadi tangan kita, kaki kita, pendengaran dan penglihatan kita. Semua terjadi hanya karena ijinNya, maka tak penting lagi musibah atau anugerah; kemuliaan atau kehinaan diri.
**Yâ karîmal akhlâq yâ Rasûlallâh Shallallâhu ‘alayka wa ‘alâ âlika wa ashhâbika ajma’în
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu
Rasul menjadi mulia karena ber-akhlak dengan akhlak Allah. Saat kembali ke dunia, yang terlihat adalah ketinggian akhlak beliau. Maka dunia spiritual bukan soal keghaiban apalagi sekedar keajaiban. Ini soal akhlak yang dimulai pada keluarga dan sahabat kita, lantas menyebarlah pesona akhlak ke penjuru dunia. Isra Mi’raj harus mengingatkan kita kembali akan krisis akhlak yang tengah kita alami.
[ Prof. Nadirsyah Hosen, PCINU Australia & New Zeland ]