You are here:

Kekasih Tak Bisa Menolak Tapi Takdir Terus Berlaku

Selepas tarawih itu, Abahku mengajak aku menemani beliau ke rumah sakit. Ini peristiwa sekitar tahun 1995-1996. Abah diberitahu ada kenalan yang sakit parah dan berpesan memohon Abah menjenguk.

Malam itu kami bertiga menuju rumah sakit di pusat Jakarta. Turut pula menemani kami, staf Abah, Dr Anshori Mahbub LAL. Sesaat berada di dalam kamar perawatan, Abah mendekat ke ranjang pasien, dan kemudian berdoa.

Kak Anshari dan aku berdiri di dekat pintu. Lama sekali Abah terlihat menundukkan kepala di dekat ranjang itu. Tidak seperti biasanya.

Kemudian Abah memberi isyarat untuk pergi meninggalkan kamar perawatan tersebut. Di koridor, Kak Anshari, alumni al-Azhar Cairo yang pakar bahasa Arab itu, berbisik padaku: “Lama sekali Abah berdoa tadi. Makbul ini!” Aku cuma menjawab pelan, “Amin Ya Rabb”.

Di dalam mobil Abah diam saja. Tidak biasanya kami ramai bercakap-cakap. Aku pun merasa tak enak mengganggu Abah yang entah kenapa terlihat diam menerawang.

Selepas subuh, kami mendapat telpon, bahwa kenalan yang semalam kami besuk itu telah meninggal dunia. Abah lantas memanggil aku.

“Subhanallah. Kamu tahu semalam Abah lama berdiri di samping ranjang hendak mendoakan dia?”

“Iya, saya lihat Abah lama sekali berdoa semalam.”

“Tidak, Nak! Semalam itu mendadak doa yang Abah biasa ucapkan lenyap dari memori Abah. Abah diam lama menundukkan kepala bukan berdoa, Abah mencoba mengingat-ingat lafaz doa, tapi semua kalimat hilang, dan tak satupun doa terucap dari mulut Abah. Di Mobil anehnya Abah ingat lagi doa itu. Takdir telah berlaku.”

Aku terhenyak. Tak mengerti.

Belakangan aku baru paham. Takdir ilahi telah tercatat bahwa kenalan itu akan meninggal subuh kelak. Doa permohonan seorang kekasih tak mungkin ditolak. Namun takdir tak mungkin pula diubah. Maka Allah membuat kalimat doa menjadi lenyap di kepala sehingga tak satupun permintaan hambaNya terucap malam itu.

Hubungan para pecinta dengan Kekasih itu memang unik. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan ijinNya semata.

Rabbi,
Hapus semua tentang selainMu
Biar kami dalam ingatanMu
Dan Engkau dalam zikir kami
Selalu

Tabik,

Nadirsyah Hosen