Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia – New Zealand (PCI NU ANZ) telah usai. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari sejak sabtu hingga minggu (1-2/10) lalu di Adelaide, South Australia dihadiri oleh 25 peserta yang berasal dari pewakilan berbagai negara bagian di Australia dan Selandia Baru.
Menurut Ketua Panitia Konfercab, Maulana, Pada tahun ini Konfercab diikuti oleh pewakilan warga Nahdliyin yang berasal dari Western Australia, South Australia, Victoria, Queensland, dan Australia Capital Territory.
Forum Konfercab PCI NU ANZ kembali menetapkan Tufel Musyadad dari South Australia sebagai Ketua Tanfidziyah masa khidmat 2016-2018. Sementara itu, Prof. Dr. Nadirsyah Hosen yang juga dosen senior pada Faculty of Law Monash University ini kembali terpilih menjadi Rais Syuriyah setelah melalui mekanisme musyawarah mufakat yang diikuti oleh lima orang anggota Ahlul Halli wal ‘Aqdi (AHWA) sebagaimana yang diatur dalam AD/ART PBNU hasil muktamar ke-33 di Jombang.
Selain itu, dalam hal merespon persoalan serta tantangan sosial, agama, dan organisasi, Konfercab PCI NU ANZ juga merumuskan sembilan rekomendasi sebagai berikut:
- Menyetujui dan mendukung pernyataan ulama sedunia dalam Muktamar di Chechnya pada 25 Agustus 2016 yang mengeluarkan Wahabi dari bagian Ahlus Sunnah Wal Jamaáh.
- Menyepakati pandangan para ulama dunia Islam dalam Muktamar Chechnya di atas bahwa ISIS tidak merepresentasikan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
- Menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terus berupaya menyelesaikan konflik timur tengah baik di Palestina maupun di Suriah dengan cara yang bermartabat, sesuai dengan hak asasi manusia dan hukum internasional.
- Menyesalkan sebagian masyarakat di Perancis yang tidak bisa menoleransi kehadiran para muslimah yang menggunakan burqini sebagai bagian dari ekspresi keberagamaan yang dijamin oleh hak asasi manusia.
- Mengecam dengan keras pernyataan Senator Australia Pauline Hanson yang mengusulkan penghentian masuknya imigran Muslim ke Australia dan berbagai sikapnya yang intoleran dan berpotensi menebarkan kebencian terhadap umat Islam di Australia yang selama ini telah hidup secara harmonis, taat aturan dan berperan aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
- Mengajak seluruh ormas Islam di Australia untuk terus menjaga ukhuwah Islamiyah dan bekerjasama dalam program pemberdayaan perempuan, keluarga dan generasi muda yang berkualitas sehingga mereka tidak mudah terpengaruh paham ekstrem dalam beragama dan bernegara.
- Mengusulkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mempersiapkan dan membekali para calon mahasiswa yang akan sekolah ke luar negeri agar tetap menjaga akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan memahami fiqh praktis hidup di luar negeri khususnya di dunia barat. Untuk keperluan itu direkomendasikan kepada PBNU mengeluarkan buku saku panduan dan membuat training pembekalan.
- Mengingatkan kembali kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk memegang teguh Khittah 1926 agar bersikap bijak dan penuh hikmah dalam menyikapi perbedaan pandangan politik praktis.
- Mengajak semua anggota NU di Australia dan New Zealand untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dengan menekankan pada nilai keislaman yang tawasuth, tasamuh, tawazun, dan i’tidal.