You are here:

Laduni: Gus Dur dan Gus Mus

Di kalangan para santri banyak yang ingin dianugerahi ilmu laduni. Ilmu yang diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Banyak cerita “aneh bin ajaib” soal ini dari dunia pesantren.

Gus Dur, misalnya, menolak dibilang punya ilmu laduni, “laduni apa? mataku sampai rusak gini karena membaca berbagai kitab, kok dibilang laduni” begitu mas Dhohir Farisi, menantu Gus Dur, menceritakan ulang kepada saya komentar Gus Dur. Artinya, pengetahuan yang diperoleh Gus Dur merupakan hasil kasbi (usaha) bukan semata-mata wahbi (pemberian). En toch meski sudah dibantah sendiri oleh beliau, banyak yang tetap percaya Gus Dur itu laduni. Banyak contoh soalnya.. 🙂

Misalnya kisah Gus Dur yang ketiduran dalam sebuah pertemuan resmi bersama Perdana menteri India. Kesaksian Prof Mahfud MD, begitu Gus Dur dicolek agar bangun, beliau langsung bisa membahas dengan detil apa yang tadi disampaikan PM India tersebut. Lha kok bisa?

Dalam salah satu tulisan KH Husein Muhammad, diceritakan pernah Ning Alissa Wahid, Gus Dur dan Gus Mus masuk ke sebuah toko buku, Gus Dur ambil satu buku dan bolak-balik sebentar, setelah itu keluar dari toko buku dan ketika ditanya kenapa gak jadi membeli. beliau jawab dengan santai: “aku sudah tahu isinya”.

Gus Mus sendiri tidak jauh-jauh dari soal laduni. Dulu sewaktu di Krapyak, Gus Mus kabarnya mengalami sesuatu yang luar biasa. Beliau tiba-tiba menjadi sangat cerdas sekali; membaca buku, hafal, mendengarkan orang, hafal, dan waktu guru mengajarkan juga langsung hafal. Bahkan kabarnya kalau di kelas sebelah ustad sedang mengajar tarikh, Gus Mus hanya ikut mendengarkan saja langsung hafal, padahal di kelasnya sendiri beliau sedang belajar nahwu.

Itulah kelebihan Gus Dur dan Gus Mus. Dzalika fadlullahi yu’tihi man yasya’ wallahu dzul fadlil azhim.

Terus kelebihan saya sendiri apa? alhamdulillah satu-satunya kelebihan saya adalah saya pernah cium tangan kepada Gus Dur dan Gus Mus….

…..tinggal kita tunggu saja nih efeknya seperti apa 🙂 Mudah-mudahan kecipratan kelebihan beliau berdua. Amin Ya Allah

Tabik,

Nadirsyah Hosen