Melihat massifnya gerakan kebencian saat ini, saya sampai pada satu titik bahwa memang tengah ada rekayasa pihak luar yang ingin Indonesia bertengkar dan hancur lebur.
Dimulai dari politisasi ayat, hadits dipotong seenaknya utk mengobarkan permusuhan, sampai pelecehan kepada para kiai sepuh dan terakhir penistaan terhadap Kapolri, saya percaya memang ada gerakan yang secara massif, sistematis dan terorganisir hendak mengacaukan Indonesia.
Mereka gagal masuk lewat isu sunni-syi’ah dan sekarang masuk lewat kasus pilkada DKI. Dan kita sesama anak bangsa dan sesama umat beragama dibenturkan agar terjadi kekacauan. Waspadalah!
Saya tidak percaya para tokoh MUI berada dibelakang gerakan politisasi ayat dan hadits atau penistaan terhadap kiai sepuh dan juga Kapolri. Saya tidak ragukan komitmen kebangsaan MUI, NU dan Muhammadiyah.
Sejelek-jeleknya umat Islam gak akan bersusah payah mencari potongan hadits membenarkan pembunuhan di luar proses hukum ataupun memotong hadits untuk menyerang kaum bermata sipit. Atau membuat meme menyamakan kapolri dengan PKI. Tidak mungkin dilakukan oleh kita semua. Ini sudah digerakkan oleh pihak luar.
Para ulama, santri, tokoh nasional, TNI/Polri harus bergandengan tangan menjaga bangsa dan negara kita. Jangan larut dalam permainan pihak luar yang hendak memainkan emosi kita. Mari kita tenangkan semua elemen bangsa dan umat serta stop kebencian yang bisa menjadi pintu masuk pihak luar memporak-porandakan bangsa kita.
Mari saling bergandengan tangan dan katakan #janganterpancing pada setiap twit, broadcast, mesej WA, Line, FB, telegram yang menebar provokasi kebencian dan penghinaan memainkan emosi kita.
Tabik,
Nadirsyah Hosen